Kamu Harus Tahu !! Do dan Don’t Selama Di Jepang (Part 1)
3 mins read

Kamu Harus Tahu !! Do dan Don’t Selama Di Jepang (Part 1)

Jepang adalah negara yang hangat dan ramah terhadap wisatawan, namun budayanya yang unik tidak dapat dipahami sekaligus menarik bagi pengunjung pertama kali. Untuk membantu menciptakan perjalanan yang bebas dari kecerobohan, bekali diri kamu dengan beberapa tips etiket praktis ini sebelum melakukan perjalanan. Mulai dari kapan harus membungkuk dan melepas sepatu, kapan boleh makan dengan berisik, dan apa yang tidak boleh dilakukan sumpitmu. Berikut Do dan Don’t Selama Di Jepang.

Baca Juga : Kamu Hatus Tau Hal Ini Sebelum Masuk ke Restoran Tokyo !!

1. Pertemuan dan salam

Membungkuk

Membungkuk dengan sopan saat bertemu seseorang, mengucapkan terima kasih, atau mengucapkan selamat tinggal. Kedalaman, durasi, dan seberapa bungkuk adalah sesuatu yang tidak diharapkan dipahami oleh orang non-Jepang. Mereka tidak akan tersinggung jika mereka tidak melakukannya dengan sempurna. Jika orang Jepang membungkuk kepada kamu , biasanya cukup dengan mencondongkan kepala. Orang Jepang terkadang juga berjabat tangan, tetapi yang terbaik adalah menunggu pihak lawan menawarkan tangannya sebelum mengulurkan tangan kamu.

Hadiah dari perjalanan

Pergantian musim, dan pindah ke rumah baru adalah beberapa alasan pertukaran hadiah di Jepang. Bagi pengunjung, ada baiknya membawa oleh-oleh kecil dari negara asal kamu. Terutama jika kamu akan tinggal bersama penduduk setempat, atau jika kamu perlu mengucapkan ‘terima kasih’ kepada seseorang selama perjalanan. Tindakan sederhana dengan membagikan sesuatu dari rumah kamu akan sangat dihargai. Bayangkan gantungan kunci suvenir, coklat batangan, dan camilan lainnya yang hanya tersedia di negara kamu.

Saling bertukar kartu nama

Bertukar kartu nama masih menjadi bagian penting dalam perkenalan yang lebih formal di Jepang. Kamu harus menggunakan dua tangan saat memberi dan menerima kartu. Hal ini juga berlaku untuk memberi dan menerima hadiah.

2. Aturan alas kaki

Lepaskan sepatu

Jika sebuah bangunan memiliki pintu masuk serambi yang cekung (disebut genkan ), dan terdapat deretan atau rak alas kaki di dekat pintu, itu adalah tanda yang jelas bahwa kamu harus melepas sepatu. Kamu harus selalu melepas alas kaki saat memasuki rumah pribadi, akomodasi tradisional ( minshuku atau ryokan ), dan aula kuil. Beberapa restoran dengan area tatami (anyaman jerami) juga mengharuskan pengunjung melepas sepatu, begitu pula beberapa hostel dan situs bersejarah. Di mana pun kamu diharuskan melepas alas kaki, hal ini tidak dapat dinegosiasikan.

Lepaskan Sandal

Saat melepas sepatu, biasanya kamu akan diberikan pilihan sepasang sandal untuk berjalan-jalan di dalam. Sandal ini boleh digunakan pada lantai kayu atau lantai lainnya. Namun kamu tidak boleh memakai sandal di ruang tatami. Lepaskan sandal tersebut sebelum menginjak tatami dan letakkan di pintu masuk ruangan.

3. Bahasa itu penting

Jangan berasumsi

Bukan hal yang aneh untuk bertemu orang Jepang yang ingin melatih kemampuan bahasa Inggris mereka. Namun bahasa Inggris tidak dipahami secara luas seperti yang diharapkan sebagian pengunjung. Banyak orang akan merasa tidak nyaman atau terlalu malu untuk menggunakannya. Sebaiknya jangan mendekati orang dengan asumsi mereka mampu mengucapkannya.

Gunakan Bahasa Jepang

Beberapa kata dan frasa dasar dalam bahasa Jepang akan sangat bermanfaat. Penduduk setempat akan sangat terkesan bahkan oleh upaya kamu yang berbicara dalam bahasa mereka. S u-mi-ma-sen (‘permisi’, yang juga bisa digunakan untuk ‘maaf’), a-ri-ga-tō (‘terima kasih’), e i-go ga ha-na-se- mas ka (‘apakah kamu bisa berbahasa Inggris?’), dan wa-ka-ri-ma-sen (‘Saya tidak mengerti’). Semuanya sangat berguna sebagai permulaan.